
Memaknai Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Oleh: Drs. Andi Bachtiar R.
Guru SMA Negeri 1 Watampone.
Pada ulasan ini penulis tidak menggunakan istilah maulid Nabi Muhammad SAW dengan alasan agar tidak terjadi dualism penafsiran terhadap tulisan ini, mengingat di tengah masyarakat kita ada kelompok yang tidak setuju dengan perayaan-perayaan mauled nabi yang setiap tahun dilakukan, dengan alasan nabi dan para sahabatnya yang paling mencintai beliau tidak pernah malakukan perayaan seperti itu. Demikian pula ada kelompok lain yang setiap tahun merayakan hari maulid nabi dengan berbagai ritualnya sebagai wujud kecintaan kepada Rasulullah SAW sebagai sarana da’wah.
Berada diseputar waktu kelahiran Nabi Muhammad tahun ini seakan menyeret pikiran kita ke 14 abad yang lalu, di tengah kondisi geografis yang gersang dan tandus serta diwarnai pola hidup masyarakat yang masih jahiliah, lahir seorang manusia pilihan yang diutus oleh pemilik lima alam yaitu Allah Rabbul Alamin sebagai Nabi dan Rasul akhir jaman, untuk menyempurnakan agama dan tatanan nilai-nilai kehidupan manusia yang berdasar kepada Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW.
Sebagai konsekuensinya diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir maka beliau tanpa kompromi harus merubah sikap perilaku manusia saat itu, yang gemar dengan mabuk mabukan, perjudian, kekerasan ditengah masyarakat sampai kepada pembunuhan baik sebagai akibat dari duel fighter maupun sebagai akibat rasa malu melahirkan seorang anak perempuan. Dan yang lebih parah lagi mereka penyembah berhala, yang memuja hasil karya tangan mereka sendiri sebagai tuhan-tuhan mereka, yang dia yakini mampu memberikan keselamatan, kesehatan dan rezki.
Ternyata dengan keteguhan hati dan akhlak Rasulullah mampu membawa bangsa arab dari kehidupan yang jahiliah ke sebuah peradaban masyarakat yang maju, yakni masyarakat madinah. Masyarakat madinah adalah suatu tatanan masyarakat sipil yang berlandaskan atas keimanan dan ketakwaan kepada Allah disertai akhlak yang mulia, jujur, mempunyai kesadaran hukum yang bersumber kepada Al-qur’an dan memiliki rasa persaudaraan yang tinggi. Bahkan di masyarakat madinah saat itu melihat martabat dan kejayaan terletak pada seberapa besar kita dapat mendatangkan manfaat bagi orang lain secara ikhlas. Ini dicontohkan oleh Rasulullah SAW dimana setiap pagi nabi meluangkan waktunya untuk menyuapi seorang jompo yang buta yang berdiam dipinggir pasar madinah, beliau menyuapinya dengan makanan yang sudah dilumatkan di mulutnya. Konon kabarnya si yahudi itu sangat membenci dan memusuhi nabi sebagai rasul terakhir. Makanya di saat-saat rasulullah sedang menyuapi, si yahudi buta itu terus mencela Rasulullah bahkan menasehati orang yang menyuapinya agar ketika berjumpa dengan Muhammad maka jauhilah dan jangan dengar omongannya. Rupanya si yahudi tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya setiap pagi adalah orang yang paling dibencinya itu.
Kita sebagai umat Rasulullah yang hidup di jaman ini, dimana persoalan hidup semakin kompleks. Masyarakat terbangun tidak lagi disertai dengan akhlak, karakter, moralitas dan motivasi yang baik, sebagaimana nilai-nilai masyarakat timur. Manusia modern sekarang ini begitu gampangnya membunuh hanya karena cinta dan karier, bahkan free sex dan aborsi sudah menjadi menu utama media, memutus silaturrahmi sampai saling sikut dan saling jegal untuk mencapai suatu kepentingan murahan sudah merupakan gaya hidup bahkan sikap hianat dan korup adalah sesuatu yang dianggap lumrah. Kesemuanya ini disebabkan adanya interaksi dan pembauran nilai-nilai dan budaya-budaya yang dari luar dan tidak melalui penyaringan yang selektif. Dengan globalisasi dimana sekat dan batas antara negara dengan Negara lain sudah semakin dekat, maka transformasi nilai-nilaipun cukup intens dari luar.
Adapun yang menjadi roh dari pada globalisasi saat ini adalah liberalisme, kapitalisme dan materialisme, yang dengan mengendarai ilmu pengetahuan, teknologi dan media informasi menjadikan negara-negara berkembang menjadi pasar yang empuk untuk hasil-hasil industri mereka. Dan bukan hanya sebatas itu, karena ternyata negara-negara maju menghendaki pergeseran-pergeseran tata nilai yang terjadi di negara-negara berkembang. Maka terlihatlah serangan mereka melalui film. Dimana dengan film ini menanamkan nilai-nilai pergaulan bebas, kekerasan, narkotika, penghianatan yang kesemuanya dapat melemahkan motivasi dan kreatifitas generasi muda kita. Selanjutnya Negara maju pun menyerang kita melalui fashion sehingga dalam busana pun telah terjadi pergeseran yang sangat signifikan dan sangat menjauh dari tata krama dan karifan lokal orang timur. Dan satu bentuk serangan lagi yang tak kalah serunya adalah melalui food dimana generasi kita dicekoki dengan makanan siap saji dari barat yang jauh dari selera lidah orang timur. Bukan Cuma itu saja, generasi muda ternyata dibiasakan dengan budaya konsumerisme yang akibatnya dapat menghilangkan kreatifitas generasi muda dan mendatangkan ketergantungan pada produk luar negeri.
Betapa terancamnya bangsa dan generasi ini, dan kalau ini tidak disikapi dengan tepat akan mendatangkan efek domino yang paling parah kedepan. Olehnya itu dalam suasana mengenang Nabi Muhammad SAW dihari lahirnya maka tidak ada pilihan kecuali mengikuti jejak-jejak Rasulullah sebagaimana beliau membangun sebuah peradaban yang maju dan unggul. Kita pun sebagai ummat nabi jika ingin selamat di akhirat maka tidak ada pilihan kecuali mengikuti sunnah-sunnah rasul karena hanya ibadah-ibadah yang dicontohkan oleh rasul yang Allah terima bahkan semua ibadah yang tidak pernah dicontohkan rasulullah itu ditolak, dan memang yang paling baik diantara ummat Nabi Muhammad SAW ialah yang paling banyak menegakkan sunnahnya.
Maka untuk membangun bangsa ini agar dapat membentuk masyarakat madani maka kita sebagai generasi muda harus membenahi diri dengan jalan:
-Mantapkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah sehingga dapat menjadi tameng dari hal-hal yang negative yang datang dari luar, yang tidak sesuai dengan agama dan kepribadian kita.
-Mantapkan akhlak sebagaimana akhlak rasulullah yang telah mampu merubah kehidupan jahiliyah menjadi unggul dan menjadikan Rasulullah sebagai figur dan idola kita.
-Mari kita kembangkan kebiasaan jujur dalam berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari.
-Mari kita kembangkan budaya sadar dan tertib hukum yang dimulai dari lingkungan sekolah dengan menaati tata tertib.
-Mari kita kembangkan sikap hidup tenggang rasa, toleransi dan rasa ingin berempati dan bersimpati terhadap kesulitan orang lain.
-Mari kita pupuk kemandirian, tanggungjawab dan loyalitas.
-Mari kita pupuk prakarsa, inisiatif dan kreatifitas. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar